Featured Post

Free Squid Proxy

Please use proxy below and do not forget to note the Access For. With you using squid proxy many benefits such as increasing internet spe...

Monday 24 August 2009

BAHASA DALAM KONTEKS SOSIAL

A. Verbal Repertoire dan Masyarakat Tutur

Dalam sosiolinguistik Dell Hymes tidak membedakan secara eksplisit
antara bahasa sebagai sistem dan tutur sebagai keterampilan. Keduanya
disebut sebagai kemampuan komunikatif (communicative competence).
Kemampuan komunikatif meliputi kemampuan bahasa yang dimiliki oleh
penutur beserta keterampilan mengungkapkan bahasa tersebut sesuai dengan
fungsi dan situasi serta norma pemakaian dalam konteks sosialnya.
Kemampuan komunikatif meliputi kemampuan struktural untuk membedakan
kalimat gramatikal dan nongramatikal dan keterampilan untuk memilih
bentuk bahasa yang sesuai dengan situasi, menyesuaikan ungkapan dengan
setiap tingkah laku, tidak hanya menginterpretasikan makna referensial,
melainkan mempertimbangkan norma sosial dan nilai afektifnya. Seluruh
kemampuan komunikatif diperhitungkan dalam pemerian bahasa secra
menyeluruh, bulat, dan utuh, sebab semua aspek saling berhubungan.

Kemampuan komunikatif ini dimiliki oleh setiap anggota masyarakat dan
menjadi milik kelompok. Kemampuan komunikatif yang dimiliki individu
maupun kelompok disebut verbal repertoire. Jadi verbal repertoire dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu verbal repertoire yang dimiliki individu
dan yang dimiliki masyarakat. Jika suatu masyarakat memiliki verbal
repertoire yang relatif sama dan memiliki penilaian yang sama terhadap
pemakaian bahasa yang digunakan dalam masyarakat disebut masyarakat
bahasa.

Berdasarkan verbal repertoire yang dimiliki oleh masyarakat,
masyarakat bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) masyarakat
monolingual, (2) masyarakat bilingual, dan (3) masyarakat multilingual.

B. Peristiwa Tutur dan Tindak Tutur

Untuk menganalisis tuturan dalam kajian bahasa, selalu berhubungan
dengan peristiwa tutur dan tindak tutur.

1. Peristiwa Tutur (Speech Event)

dalam setiap komunikasi menggunakan bahasa, penutur
menyampaikan informasi yang terjadi dalam peristiwa tutur, karena interaksi
berbahasa tersebut melibatkan penutur dan mitra tutur dengan suatu pokok
tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer dan Agustina,
1995:61). Jadi terjadinya interaksi kebahasaan untuk saling menyampaikan
informasi antara penutur dan mitra tutur tentang suatu topik atau pokok
bahasan pada waktu, tempat, dan situasi tertentu disebut peristiwa tutur.

Hymes merumuskan bahwa suatu peristiwa tutur harus memenuhi
delapan komponen tutur, yaitu SPEAKING. (1) Setting berhubungan dengan
waktu dan tempat pertuturan berlangsung dan Scene mengacu kepada situasi
pertuturan. Perbedaan setting dan scene mengakibatkan variasi bahasa. (2)
Participant adalah peserta tutur, yaitu penutur, mitra tutur dengan status
sosialnya. (3) Ends mengacu pada maksud dan tujuan tuturan. (4) Act
Sequences berhubungan dengan bentuk ujaran dan isi ujaran. (5) Key
berkaitan dengan nada suara/tone, penjiwaan/spirit, sikap atau cara/manner
saat suatu tuturan diucapkan. (6) Instrumentalities berkaitan dengan
saluran/channel dan bentuk bahasa (the form of speech) yang digunakan
dalam tuturan. (7) Norms of Interaction and Interpretation adalah norma
atau aturan yang harus dipahami dalam berinteraksi. (8) Genre mengacu
pada bentuk penyampaian, seperti puisi, peri bahasa, prosa. Ada yang
membedakan genre ke dalam tiga jenis, yaitu percakapan di dalam gedung, di
luar gedung, dan melaui media. Keseluruhan komponen dan peranan
komponen tutur dalam sebuah peristiwa berbahasa disebut peristiwa tutur
(speech event).

2. Tindak Tutur (Speech Act)

Peristiwa tutur termasuk gejala sosial yang menyangkut berbagai
komponen, tidak tutur cenderung sebagai gejala individual. Tindak tutur
adalah hasil suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan
terkecil dalam interaksi bahasa. Tindak tutur dapat berwujud pernyataan,
pertanyaan, atau perintah.

Tindak tutur yang dipilih oleh seorang penutur bergantung pada
beberapa faktor, yaitu (1) dengan bahasa apa ia harus bertutur, (2) kepada
siapa tuturan disampaikan, (3) dalam situasi bagaimana tuturan disampaikan,
dan (4) kemungkinan struktur apa saja yang ada dalam bahasa yang
digunakan. Atau dapat dikatakan tindaj tutur harus sesuai dengan posisi
penutur, situasi tutur, dan kemungkinan struktur yang ada dalam bahasa itu.

C. Faktor Sosio-situasional dan Variasi Bahasa

Pemakaian bahasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kebahasaan
saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor nonkebahasaan, yaitu faktor
sosial dan situasional. Faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa
adalah status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, dan lain-lain
dan faktor situasional meliputi siapa yang berbicara, dengan bahasa apa,
kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa.

Variasi bahasa adalah bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang
masing-masing memiliki pola yang mnenyerupai pola umum bahasa
induknya (Suwito, 1985:20). Chaer dan Agustina (1995:83) membedakan
variasi bahasa antara lain dari segi (1) penutur, (2) pemakaian, (3)
keformalan, dan (4) sarana.

1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur

Variasi bahasa dari segi penutur adalah variasi bahasa yang bersifat
individual atau sekelompok individu yang jumlahnya relatif berada pada
suatu wilayah atau area. Berikut ini jenis variasi bahasa kelompok ini.

a. Idiolek adalah ciri khas tuturan perorangan yang dipengaruhi oleh
faktor fisik dan psikhis.
b. Sosiolek/dialek sosial ada
lah variasi bahasa akibat perbedaan kelas
sosial penuturnya.

c. Dialek/dialek geografis adalah varasi bahasa dari sekelompok individu
pada suatu daerah geografis tertentu. Selain itu variasi bahasa dibedakan
berdasarkan tingkat golongan, status, dan kelas sosial penuturnya atas
akrolek, basilek, vulgas, kolokial, jargon, argon, dan kant.

d. Akrolek adalah variasi bahasa yang dianggap lebih tinggi atau bergensi
daripada variasi bahasa lainnya.

e. Basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau
bahasa rakyat kebanyakan.

f. Vulgar adalah variasi bahasa yang digunakan oleh penutur yang
kurang berpendidikan dan berkencenderungan menyatakan sesuatu apa
adanya dan kasar.

g. Slang merupakan variasi bahasa yang bercirikan penggunaan kosa kata
yang baru ditemukan dan cepat berubah, biasanya dipakai oleh kaum
muda atau kelompok sosial dan profesional untuk berkomunikasi
intrakelompok, digunakan secara terbatas dan bersifat rahasia. Slang
bisa dipadankan dengan bahasa gaul.

h. Kolokial merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh penutur dalam
percakapan sehari-hari secara lisan.

i. Jargon adalah variasi bahasa yang digunakan kelompok sosial atau
kelompok pekerja tertentu dan tidak dimengerti oleh kelompok lain
dalam lingkungan tersendiri.

j. Argot adalah variasi bahasa khas para pencuri kemudian variasi ini
dipakai untuk kosa kata teknis atau khusus dalam perdagangan, profesi,
atau kegiatan lainnya. Ada juga yang menganggap argot sama dengan
jargon dilihat dari segi kerahasiaan.

k. Kan/cant dipakai sebagai variasi bahasa merengek-rengek atau purapura,
biasanya digunakan oleh kalangan sosial rendah.

2. Variasi Bahasa dari Segi Penggunaan

Variasi bahasa berdasarkan penggunaan disebut juga fungsilek (Nababan),
ragam, atau register. Register adalah satu ragam tertentu yang digunakan untuk
maksud tertentu. Pemakaian bahasa di bidang militer, sastra, jurnalistik dapat
digolongkan sebagai register

3. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Variasi bahasa berdasarkan keformalan dibagi menjadi lima, yaitu:
a. Gaya/ragam beku/frozen: digunakan untuk suasana resmi dan khidmad
dengan pola dan kaidah yang sudah tetap dan tidak bisa diubah.
b. Gaya/ragam resmi/formal: ragam bahasa yang digunakan dalam buku
pelajaran, rapat dinas, dan surat-menyurat resmi. Ragam ini disebut juga
ragam standar atau baku yang dipakai dalam situasi resmi.
c. Gaya/ragam usaha: ragam bahasa yang digunakandalam pembicaraan
biasa di sekolah dan rapat. Ragam ini berada antara ragam formal dan
santai.
d. Gaya/ragam antai/casual: ragam yang digunakan dalam situasi santai
atau tidak resmi dengan kosa kata yang dipengaruhi oleh unsur dialek.
e. Gaya/ragam akrab/intimate: ragam yang digunakan antara teman yang
sudah akrab, intim, karib, dan keluarga. Banyak menggunakan kode
bahasa yang bersifat pribadi, tersendiri, dan relatif tetap dalam
kelompoknya.
4. Variasi Bahasa dari Segi Sarana
Variasi bahasa berdasarkan sarana yang digunakan dibedakan menjadi
ragam lisan dan tulis.