Featured Post

Free Squid Proxy

Please use proxy below and do not forget to note the Access For. With you using squid proxy many benefits such as increasing internet spe...

Sunday 23 August 2009

PROPOSAL PENELITIAN


NAMA : EKO CAHYONO
NPM : 05.02022.406
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN : BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN : 2005


1. JUDUL
PENGGUNAAN SINDIRAN DALAM PERCAKAPAN BUKAN EMPAT MATA DI TELEVISI TRANS 7
2. LATAR BELAKANG
Media massa adalah sarana untuk mengakses banyak informasi dan merupakan sebuah aspek yang sangat penting dalam masyarakat kita. (Thomas, 2007:80) Misalnya media televisi sebagai media komunikasi. Scannell (1988) dalam penelitian terhadap peran sosial dari bidang penyiaran menyatakan bahwa bahasa yang kita gunakan untuk membicarakan tentang acara di televisi juga mencerminkan penerimaan kita terhadap kehadiran media televisi (dalam Thomas, 2007:81).
Dengan adanya media tersebut, maka semakin tinggi tingkat kemauan masyarakat kepada wacana. Maka, semakin banyak pula program tayangan yang akan disiarkan media tersebut. Media televisi sebagai media komunikasi digunakan untuk memberikan hiburan, informasi, serta hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. Misalnya acara Bukan Empat Mata ditayangkan di Televisi Trans 7. Acara tersebut termasuk program talk show, karena terdapat dialog interaktif antara pembawa acara dengan menghadirkan selebriti pada setiap episodenya. Talk show semacam ini di kemas dalam bentuk talk show guyonan, karena pada acara tersebut di samping tanya jawab juga menampilkan banyak guyonan-guyonan, humor, bahkan terdapat sindiran pada acara itu.
Sindiran pada acara talk show (Bukan Empat Mata) apabila diimbangi dengan canda tawa yang lucu maka keseriusan akan hilang dengan sendirinya. Maka dari itu, ahli sosiolinguistik Donna Eder dan ahli sosiolinguistik Kristin Hasun menemukan bahwa pemakaian kata-kata makian, hinaan, ejekan, dan tuturan sejenisnya diantara wanita-wanita kelas pekerja atau dibawahnya sangat lazim dan penggunaannya merupakan simbol keakraban (dalam Wijana, 2006:110).
Simbol keakraban dalam sindiran tujuannya yakni untuk berkomunikasi antara penutur dengan mitra tutur tanpa ada rasa sesuatu yang tidak menyenangkan hati dalam berkomunikasi. H.P. Grice berpendapat bahwa suatu kegiatan percakapan yang baik harus memenuhi tujuan percakapan (dalam Parera, 2002:244). Tujuan percakapan dalam sindiran ditentukan oleh latar atau tempat, waktu, situasi sosial, penutur, dan mitra tutur dengan maksud yang dibicarakannya.
Maksud yang dibicarakan terkadang berbicara ada yang bersifat positif, tetapi juga ada yang bersifat negatif. Misalnya, sebagai intropeksi diri dan perbedaan pendapat, selisih paham yang menyebabkan timbulnya kata-kata taboo atau pun kata-kata sindiran yang dilontarkan oleh penutur terhadap mitra tuturnya. Kata-kata sindiran tersebut muncul untuk mengekspresikan segala bentuk ketidaksenangan, kebencian, ketidakpuasan, dan bentuk protes terhadap mitra tuturnya. Luqman berkata,‘Diam itu hikmat, tapi sedikit sekali orang yang melakukannya’ (dalam Jaarullah, 1993:13).
Orang yang mendapatkan kata-kata sindiran secara langsung, dirasakan sangat menyakitkan dan melecehkan. Tetapi, terkadang kata-kata sindiran tersebut juga memiliki fungsi untuk menghibur atau hanya sekedar guyonan tanpa ada maksud untuk menyakiti hati dari mitra tutur tergantung pada situasi dan kondisinya.
Menurut Alwasilah (1987:142) bahasa juga berkaitan erat dengan kondisi-kondisi sekitar pemakaiannya, dan makna dari bahasa tersebut erat kaitannya dengan siapa penuturnya, di mana, sedang apa, kapan dan bagaimana; lingkungan sosial, profesional, regional dan historis juga akan mempengaruhi bahasa dan penafsirannya.
Misalnya, mantan presiden nomor empat sebut saja Gusdur (Abdurrahman Wahid). Ia menyindir kepada wakil presidennya yaitu Mega Wati Soekarno Putri dengan gaya bahasanya yang lucu yakni, “Kalau begini saja, tetap negara kesatuan, tapi isinya tetap negara federal. Gitu aja kok repot”.(Anwarianshah, Kanal Gaya Hidup. Selasa, 12 Mei 2009. http://wikimu.com). Contoh lain dalam acara Bukan Empat Mata bintang tamu menyindir pembawa acara dengan berkata “Saya mencari makhluk kecil, pendek, ya kaya begini”.(29 Juli 2009).
Bahasa yang diungkapkan Gusdur dan bintang tamu Bukan Empat Mata merupakan bentuk gaya bahasa yang sebenarnya mempunyai maksud tersendiri. maksud itu sebagai bentuk simbol yang ada di dalam penutur untuk disampaikan kepada mitra tutur melalui gaya bahasanya.
Misalnya contoh di atas dari sindiran Gusdus yang dilontarkan kepada Wapresnya mempunyai maksud, memang negara kita adalah negara kesatuan. Namun, disamping itu negara kita di dalamnya terbentuk dari beberapa negara lainnya (federal). Entah berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, maupun masalah persatuan bangsa. sedangkan contoh acara Bukan Empat Mata di atas, bintang tamu mencari seseorang yang kecil, pendek seperti pembawa acara. Karena, pada dasarnya pembawa acara mempunyai karakteristik berbeda dengan yang lainnya.
Dengan demikian, sekalipun bahasa bersifat sistematis bahasa tetap bisa digunakan secara kreatif dan inovatif, juga penggunaannya bergantung pada situasi, yaitu apakah situasi itu publik atau pribadi, formal atau informal, siapa yang di ajak bicara. Intinya, semua itu mempunyai maksud dan tujuan tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam skripsi dengan judul Penggunaan Sindiran dalam Percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
3. PERMASALAHAN
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan topik dan uraian di atas secara umum, rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah penggunaan sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 ?
Secara khusus permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimanakah gaya bahasa sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 ?
b. Penegasan Konsep Variabel
Untuk menghindari kesalahan persepsi dan perbedaan konsep variabel yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya penegasan konsep variable sebagai batasan operasionalnya. Menurut Arikunto (2002:9) variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap (dijenggleng-Jawa) dalam suatu kegiatan penelitian ( points to be noticed), yang menunjukkan variasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian dengan judul Penggunaan Sindiran dalam Percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 terdapat satu variabel yakni penggunaan sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di televisi Trans 7.
c. Deskripsi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan konsep variabel di atas, deskripsi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
Sindiran merupkan perkataan (gambar dsb) yang bermaksud menyindir orang; celaan (ejekan dsb) yang tidak langsung. (Poerwadarminta, 2007:1127). Dalam penelitian yang berjudul Penggunaan Sindiran dalam Percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7, penggunaan sindiran merupakan simbol keakraban. Karena, penggunaan sindiran pada acara tersebut tidak menimbulkan pertikaian, ketidaksenangan, dan sebagai bentuk ekspresi bahasa antara penutur dan mitra tutur.
Penutur menggunakan kata-kata sindiran dengan menggunakan bermacam-macam gaya bahasa (style) yang menjadikan bentuk bahasa itu mempunyai maksud dan tujuan berbeda-berbeda. Gaya bahasa (style) adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2006:113). Dengan demikian, gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut : kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
Ada pun macam-macam gaya bahasa sindiran menurut keraf (2006:113) antara lain : ironi, sinisme, dan sarkasme. Namun, pendapat lain berbeda gaya bahasa sindiran ada lima diantaranya: ironi, sinisme, sarkasme, satire, dan inuendo. (Wikipedia bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Majas).
Jadi, dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif peneliti akan mendeskripsikan gaya bahasa sindiran sesuai dengan metode penelitian tersebut.
d. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam, peneliti membatasi permasalahan supaya tidak terlalu meluas sehingga terbentuklah suatu titik penelitian. Dalam penelitian ini, dengan judul Penggunaan Sindiran dalam Percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 pembatasan masalah terdapat pada penggunaan gaya bahasa sindiran meliputi ironi, sinisme, dan sarkasme.
4. TUJUAN PENELITIAN
Menurut Arikunto (2002:51), bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Maka berdasarkan pengertian tersebut, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk membedakan jenis-jenis gaya bahasa sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
2. Untuk mendeskripsikan gaya bahasa sindiran yang digunakan dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
5. ASUMSI
Dalam buku “Prosedur Penelitian” karya Prof. Dr. Suharsimi Arikunto menyebutkan, menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. *) Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Oleh sebab itu, anggapan dasar pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Terdapat gaya bahasa sindiran di acara Bukan Empat Mata yang ditayangkan di televisi Trans 7.
2. Pada dasarnya penggunaan sindiran seperti halnya orang yang selalu ingin mencari kesalahan orang lain dan pengucapannya mengakibatkan pertikaian (kalau lawan bicara tidak sadar). Namun, pada penelitian ini penggunaan sindiran diungkapkan sebagai bentuk ekspresi bahasa penutur ke mitra tutur sebagai simbol keakraban.
3. Penggunaan sindiran dalam artian yang luas mempunyai sikap positif dan negatif bagi penutur dan mitra tutur. Sikap-sikap tersebut bergantung pada kesadaran mitra tutur yang semestinya diterima atau tidak diterima. Karena pada dasarnya penggunaan sindiran di acara Bukan Empat Mata hanyalah ekspresi bahasa sebagai guyonan.
4. Latar belakang pembicara dengan lawan bicara berbeda-beda (pendidikan dan pola pembelajarannya).
6. PENTINGNYA PENELITIAN
Penelitian ini penting karena hasilnya berguna bagi :
1. Peneliti, dalam rangka menerapkan wawasan keilmuan (teori) yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Pembaca, sebagai gambaran atau pengetahuan tentang sindiran sehingga menimbulkan sikap ada rasa intropeksi diri.
3. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu sebagai tambahan pembelajaran sosiolinguistik, khususnya yang berkenaan dengan bahasa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
7. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
1. Alasan objektif
a. Penggunaan sindiran banyak digunakan di masyarakat.
b. Sindiran pada hakikatnya memiliki makna positif dan makna negatif. Makna positif berupa sikap ada rasa intropeksi diri, sedangkan makna negatif menimbulkan rasa ketidaksenangan.
2. Alasan subjektif
a. Masalah penggunaan sindiran ini belum pernah diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
b. Peneliti ingin mengadakan penelitian ini karena mudahnya mendapatkan literatur atau referensi.
8. BATASAN ISTILAH DALAM JUDUL
1. Sindiran merupkan perkataan (gambar dsb) yang bermaksud menyindir orang; celaan (ejekan dsb) yang tidak langsung. (Poerwadarminta, 2007:1127).
2. Trans 7 merupakan televisi swasta yang menayangkan acara Bukan Empat Mata.
9. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di acara Bukan Empat Mata yang ditayangkan Televisi Trans 7.
10. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian dengan menggunakan satu variabel sesuai dengan judul penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskripsi kualitatif . Menurut Bogdan dan Taylor Metode penetian ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleonng, 2002:3)
Jadi, penelitian kualitatif menurut David Williams (dalam Moleong, 2005:5) adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan ciri penelitian kualitatif antara lain :
1. Penelitian sebagai instrumen penelitian (human instrumen). Alat peneliti yang mana adalah peneliti sendiri, walaupun garis spesifikasi data yang dilakukan telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Mementingkan deskripsi dengan kegiatan antologi, data yang dikumpulkan dan dimasukkan untuk memberikan gambaran sewajarnya dari objek kajian. Mengutamakan prespektif objek sehingga peneliti tidak mendesaknya pada pandangan pribadi dan subjektivitasnya.
3. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Analisis dengan kajian ini sebenarnya sudah di mulai sejak pengumpulan data.
4. Pengklasifikasian data sesuai dengan fokus tertentu. Dalam hal ini peneliti telah memberikan penafsiran yang sesuai dengan potensi yang ada pada data.
5. Dalam kegiatan ini, peneliti memanfaatkan pengetahuan yang bersifat intuitif dan diadakan sebagai tambahan pengetahuan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan.
6. Interpretasi ideografis. Kajian bagi kekhususan yang ada pada objek kajian, faktor-faktor kajian yang ada.
Dengan demikian, penelitian dengan menggunakan rancangan deskriptif kualitatif data yang akan di analisis berupa data verbal bukan data angka, bogdan, biklin, linkoln dan guba (Moleong, 2002:4-7). Ada pun rancagan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara menganalisa data berupa percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7. Karena, dimaksudkan untuk mendeskripsikan sesuai dengan judul penelitian ini.
Menurut Janice Mc Drury tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut :
a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, dan berupaya menemukan tema-tema yang berusaha dari data.
c. Menuliskan model yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan. (dalam Moleong, 2005:248)
b. Penentuan Subjek Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang baik penelitian ini dilakukan pada saat acara Bukan Empat Mata ditayangkan di Televisi Trans 7. Karena, pada dasarnya kegunaan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang gaya bahasa sindiran yang digunakan dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
Dalam penelitian ini, sumber data menurut Arikunto (2006:1297) adalah subjek tempat data di peroleh. Secara leksikal, subjek mengandung makna sebagai pokok pembicaraan, pokok bahasan atau orang, tempat maupun benda yang diamati sebagai sasaran. Subjek penelitian juga disebut sebagai benda-benda yang akan menjadi sasaran dalam penelitian atau sumber data dalam penelitian.
Sesuai dengan pengertian tersebut, sumber data dalam penelitian ini adalah berupa media elektronik berupa Televisi yang menayangkan acara Bukan Empat Mata. Data berupa percakapan dengan fokus kajian yaitu penggunaan sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
c. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif karena sumber data yang dijadikan acuan berupa penelitian lapangan. Jadi, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandart. Kerlinger’ mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya. (Arikunto. 2002:197)
2. Teknik rekam
Peneliti akan membawa perekaman yang menggunakan tape rekorder sebagai alatnya.
3. Teknik catat atau tulis
Peneliti akan membawa alat tulis seperti : bulpen, kertas, dan lain-lain. Pencatatan dilaksanakan secara langsung pada saat acara Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7 ditayangkan. Peneliti juga akan mencatat hari, tanggal, dan waktu penayangan.
Setelah data diperoleh, maka peneliti akan mengklasifikasikan data itu sesuai dengan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Contoh tabel identifikasi klasifikasi data sebagai berikut :
No Kode Data Data Jenis Gaya Bahasa Sindiran
Ironi Sinisme Sarkasme

Keterangan Kode Data :
- Ironi : I
- Sinisme : S
- Sarkasme : S-2
d. Teknik Analisis data
Teknik analisis data dilakukan setelah pengumpulan data terkumpul dan terkonsep secara sistematis sesuai dengan tabel di atas. Analisis Penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawacancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.
Analisis data adalah suatu kegiatan dalam penelitian yang bertujuan untuk menelaah data-data yang diperoleh agar bisa dibaca dan mudah dipahami (Dhohiri, dkk. 2000:129). Teknik anlisis data sebagai berikut :
1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.
2. Menandai dan mengidentifikasi data yang sesuai dengan permasalahan.
3. Mengklasifikasi data sesuai dengan batasan masalah.
4. Koding (pengkodean) yang telah dilakukan.
5. Menginterpretasi data.
6. Analisis kualitatif.
11. SISTEMATIKA PENULISAN
Hasil penelitian ini berupa laporan dalam bentuk skripsi. Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yakni :
BAB I Pendahuluan, berfungsi sebagai pengantar informasi dari keseluruhan materi penulisan laporan penelitian. Secara rinci bagian ini berisi tentang : 1) Latar belakang masalah, 2) Permasalahan yang terdiri dari empat bagian yakni, rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah, dan batasan masalah, 3) Tujuan penelitian, 4) Asumsi, 5) Pentingnya penelitian, 6) Alasan pamilihan judul dari sisi objektif dan subjektif, 7) Batasan istilah dalam judul, 8) Ruang lingkup penelitian, 9) Sistematika penulisan.
BAB II Kajian pustaka, berisi tentang kajian variabel yang diteliti secara teoritis dan kontekstual berdasarkan data-data yang releven. Secara rinci bagian ini berisi : 1) Hakekat sindiran. Sub bagian ini terbagi dalam pengertian sindiran, fungsi dan tujuan sindiran, sendi gaya bahasa, jenis-jenis gaya bahasa sindiran, selayang pandang tentang talk show Bukan Empat Mata, penggunaan sindiran dalam percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7.
BAB III Metode penelitian, berisi informasi bagaimana peneliti menyiapkan dan bagaimana penelitian untuk menjawab permasalahan. Bab ini secara terperinci berisi tentang : 1) Metode penelitian, 2) Subjek penelitian, 3) Teknik penelitian, 3) Prosedur penelitian.
BAB IV Analisis data berisi tentang uraian data dan pengolahannya dengan menggunakan teknik sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Dalam analisis data ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitiannya terhadap data yang berisi gaya bahasa sindiran meliputi ironi, sinisme, dan sarkasme. Serta maksud dalam gaya bahasa sindiran itu.
BAB V Penutup, merupakan kesimpulan dan saran yang dipetik dari keseluruhan penelitian.
12. DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1987. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Dhohiri, Taufiq Rahman, DKK. 2000. Sosiologi 2. Jakarta : Yudhistira.
Jaarullah, Abdullah Bin. 1993. Awas! Bahaya Lidah. Jakarta : Gema Insani.
Keraf, Goryf. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexi J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : Rineka Cipta.
Poerwadarminta, W. J. S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Routledge. Language, Society and Power.(terjemahan) Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Seri Penyuluhan Referensi Pembelajaran Menyunting 2004. 2005. Ejaan Bahasa Indonesia. Surabaya. Surya Print.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik ‘Kajian Teori dan Analisa’. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sumber Internet:
Anwarianshah, Kanal Gaya Hidup. Selasa, 12 Mei 2009. http://wikimu.com.
Wikipedia bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Majas
13. JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6





7 Perumusan Masalah
Inventarisasi Literatur
Penentuan Judul
Penyusunan Proposal dan Konsultasi
Revisi Proposal
Penyusunan Proposal dan Konsultasi
a. Bab I
b. Bab II
c. Bab III
d. Bab IV
e. Bab V
Penyusunan Meliputi Pengesahan dan Pengandaan X
X X X
X X
X X
X
X
X X
X X
X X X
X
X
X





















LEMBAR PENGESAHAN



Proposal penelitian dengan judul “Penggunaan Sindiran dalam Percakapan Bukan Empat Mata di Televisi Trans 7” sudah disetujui dosen pembimbing pada :
Hari………..tanggal…………..2009







Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Yanti Linarsih, M. Pd. Moch. Malik, S. Pd.



Mengetahui
Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan



Dra. Sri Harini





No comments:

Post a Comment